"di terang"

Pada suatu malam, ada seorang laki-laki yang membungkuk dan mondar-mandir mencari sesuatu dibawah lampu penerangan jalan. Hal ini dilihat oleh seorang pejalan kaki yang kemudian bertanya kepada laki-laki tersebut, “apa yang sedang anda cari?”, laki-laki tersebut menjawab “saya sedang mencari kunci saya yang hilang”. Sang pejalan kaki kemudian menawarkan bantuan untuk mencarinya. Setelah beberapa waktu mereka mencari tanpa hasil, pejalan kaki berkata “kita sudah mencarinya selama berjam-jam dan kita belum menemukannya, apakah anda yakin kunci tersebut hilang disini?”, laki-laki tersebut menjawab “tidak, saya kehilangan kunci tersebut dirumah, tetapi dibawah lampu jalan ini lebih terang, jadi saya memilih mencarinya disini”.

Setelah anda membaca kisah tersebut tertawakah anda? Setiap orang yang membaca kisah diatas pasti tertawa. Tetapi tertawakah terhadap diri kita, lelaki tersebut menggambarkan diri kita, kita seperti laki-laki tersebut yang mencari kunci di tempat terang.

Tubuh kita, pikiran kita dan diri kita adalah rumah kita. Ketika kehilangan semangat dan kehilangan motivasi dalam masalah hidup kita sering mencari yang hilang itu keluar rumah. Mencari dalam seminar, workshop, mencari melalui acara-acara motivasi bahkan mencari melalui orang lain. Padahal diri kita seperti rumah si pencari kunci tersebut, rumah yang gelap tanpa adanya terang. Pertanyaannya kenapa kita tidak membuat rumah kita menjadi terang? Kadang kita takut rumah kita menjadi terang karena didalamnya penuh dengan barang-barang yang tidak berguna yang mengotori rumah kita. Kadang kita tidak mau mengganti lampu rumah meskipun kita sadar dan sangat sadar bahwa lampu rumah kita telah mati. Atau mungkin kita selalu menunggu orang lain untuk membawakan lampu ketika lampu kita mati.

Kenalilah setiap jengkal rumah kita dengan baik sehingga ketika lampu mati kita tidak kehilangan apapun karena kita tahu dimana barang-barang kita letakkan, sehingga kita tahu kemana harus melangkah...